Minggu, 27 November 2011

Gelitik: Naskun, Nasgor dan Nasdem

oleh Fuad Rumi pada 26 Februari 2010 jam 13:51


Nasi Kuning


Naskun adalah akronim dari nasi kuning. Ini sejenis masakan khas Indonesia. Hampir setiap daerah di negeri kita mengenal nasi kuning. Nasi kuning, bahkan dijajakan oleh pemukim-pemukim musiman orang Indonesia di Mekkah dan Medinah setiap musim haji. Mereka main kucing-kucingan dengan Balad, semacam Satpol PP di negeri kita, ketika menjajakan nasi kuningnya kepada jamaah haji Indonesia.

Nasi kuning alias naskun, adalah sejenis sarapan khusus orang Indonesia, Naskun harganya bertingkat-tingkat, tergantung apa yang menjadi lauknya dan di mana dijual.

Nasgor lain lagi ceritanya. Nasgor alias nasi goreng, bukan khusus untuk sarapan. Tapi kalau dijadikan menu sarapan tidak ada salahnya. Nasgor, juga mulai dari yang sederhana sampai yang komplit. Yang sederhana cukup pakai bumbu ditumis lalu dicampur dan digoreng bersama nasi. Yang lengkap, biasanya ditambah irisan daging, ayam, sea food, irisan tomat, telur ceplok mata sapi dan kadang ditambah lagi dengan kerupuk. Ada juga nasgor khusus, misalnya nasgor ikan asin dan nasgor pete.

Dua contoh makanan yang disebutkan tadi adalah makanan atau nasi khas negeri kita. Makanan khusus ala Indonesia untuk orang Indonesia yang perutnya keroncongan kalau tidak diisi nasi.

Naskun dan nasgor adalah sebuah solusi khas orang Indonesia yang suka praktis, cepat, sederhana, apa adanya, dan juga murah meriah.

Lalu akhir-akhir ini ada "menu" baru, namanya Nasdem. Tapi kalau mau cari jenis "makanan" ini jangan coba-coba cari di warung atau restoran. Juga tidak ada di penjaja pinggir jalan seperti nasi kuning di pagi hari. Masalahnya, selain masih baru, nasdem bukan sejenis nasi. Dia adalah akronim dari Nasional Demokrat. Ya, kita memang amat senang dengan akronim dan singkatan. Sebuah gambaran kesukaan suka cari yang singkat, gampang, tidak mau repot dan tidak mau berpikir dalam-dalam.

Nasional Demokrat, dideklarasikan sebagai sebuah ormas alias organisasi massa, bukan orpol alias organisasi politik. Bahwa satu waktu nanti beralih rupa jadi orpol tidak usah kaget, tidak usah heran. Semua sudah biasa di negeri kita.

Seperti halnya naskun dan nasgor, nasdem juga boleh dibilang khas Indonesia. Apa khasnya?

Salah-satu yang akhir-akhir ini semakin sering terjadi di negeri kita, yaitu kegemaran bikin organisasi. Sebenarnya tidak ada yang salah di situ, apalagi UUD negara kita menjamin kemerdekaan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat.

Tapi fenomena bikin organisasi di negeri kita akhir-akhir lebih sering karena ketidakpuasan pendirinya pada organisasinya yang sebelumnya. Ketidakpuasan itu mungkin saja ada yang bersifat ideologis, namun ada pula yang karena sudah tersingkir, merasa tidak punya prospek kekuasaan karena dikalahkan oleh pendatang-pendatang baru.

Sejak era reformasi organisasi politik kita terus berkembang biak. Ada yang tumbuh baru, ada yang merupakan pecahan dari orpol yang ada sebelumnya. Pengurus dan anggota partainya berasal dari orpol sebelumnya. Misalnya dari Partai Kambing ada yang tidak puas lalu bikin partai baru, maka mereka bikin Partai Kambing 8ersatu. Gambar dan bendera partainya dibuat mirip-mirip, dengan harapan agar konsitutuennya tidak bingung kehilangan jejak. Suatu fenomena dari realitas politik cita rasa dan hanya sibuk dengan kasak-kusuk transaksional.

Tapi, meminjam bahasa iklan televisi, kehadiran Nasdem bolehlah disambut hangat dengan kalimat, "satu lagi dari Indonesia". Akan jadi apa nantinya, silakan berharap bagi yang mau berharap, silakan diam-diam saja yang mau wait and see, silakan juga mengeritik bagi yang mau mengeritik. Nasdem boleh hadir, eksis, beralih rupa jadi parpol, jadi besar atau sebaliknya, kita tunggu saja.

Yang pasti sudah eksis dan disukai rakyat adalah Naskun dan Nasgor, karena memang keduanya jelas merakyat, bukan hanya dikampanyekan merakyat.

----------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber:
Kolom Gelitik, Harian Fajar, Jumat 26 Februari 2010
http://www.facebook.com/note.php?note_id=370642017924