Minggu, 27 November 2011

Gelitik: Kita Tak Habis Pikir


oleh Fuad Rumi pada 23 Januari 2010 jam 19:22

Kita tak habis pikir, mengapa di negeri kita banyak yang aneh-aneh terjadi. Sementara belum selesai satu masalah aneh datang lagi masalah aneh lainnya. Berturut-turut silih berganti.

Belum habis kita terperangah oleh kriminlitas aneh yang dilakukan seorang kakek tua yang dipanggil Babe, menyodomi dan membunuh bocah-bocah kecil dengan cara mutilasi, muncul lagi ide aneh. Ide aneh itu ialah razia terhadap anak jalanan untuk diperiksa, apakah ia pernah mengalami pencabual seksual? Untuk apa? Apakah dengan demikian lalu masalahnya akan teratasi?
Lain gatal lain digaruk, itulah keanehan yang terjadi di negeri kita.

Dikatakan oleh Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, razia itu akan dilakukan untuk memberi pembinaan terhadap anak yang pernah mengalami pelecehan seksual, agar mereka tidak alami trauma.
Kita khawatir keanehan itu nanti diikuti secara latah oleh daerah-daerah lain, dan di semua daerah ramai-ramai dilakukan razia untuk memeriksa - maaf - dubur setiap anak jalanan, apakah pernah mengalami sodomi.

Memang harus diakui bahwa di negeri kita problema sosial memang semakin banyak dan selalu datang silih-berganti. Saking banyaknya persoalan tersebut, sehingga belum selesai satu ditangani muncul lagi masalah lain. Tapi seharusnya itu tidak berarti membuat kita bingung sehingga tidak mengetahui mana akar masalah dan mana yang hanya merupakan ekses atau akibat. Belum lagi, akhir-akhir ini masyarakat dibuat bingung oleh fatwa keagamaan yang muncul tiba-tiba tanpa kesiapan mental dan pemahaman mereka untuk mencernanya dengan pikiran jernih.

Tak pelak, dengan berbagai masalah yang membuat kita tidak habis pikir itu, kita semakin sulit untuk memposisikan diri di tengah-tengah percaturan bangsa-bangsa dalam era global ini.
Berbagai masalah tersebut akhirnya menjadikan kita sebagai bangsa yang gamang melangkah dan bingung melangkah mau menjadi bangsa dan masyarakat yang bagaimana?

Kita tegang menghadapi tantangan dunia global dan pada saat yang sama kita juga digandoli persoalan-persoalan internal yang menarik kita dari kutub yang lain. Ya kita menghadapi masalah-masalah akibat globalisasi dan pada saat yang sama menghadapi persoalan-persoalan aneh seperti kasus mutilasi yang dilakukan oleh Baekuni alias Babe tersebut.

Sungguh, kita sekarang memang ibarat kapal besar yang tidak hanya berhadapan dengan gelombang besar, tapi juga sarat dengan persoalan-persoalan tradisional secara internal. Semoga saja, keadaan tersebut akan menjadikan kita sebagai bangsa besar setelah melewati pergulatan yang penuh ujian tersebut.


------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber:
http://www.facebook.com/note.php?note_id=305068572924