Dua orang lelaki terdampar di sebuah pulau tanpa penghuni.
Satu orang segera menadahkan tangan berdoa dengan suara keras minta diberi makanan.
Tak lama kemudian makanan terhidang di depannya secara ajaib.
Yang satunya lagi segera menyusul menadahkan tangan berdoa dengan lirih sehingga suaranya tak terdengar. Tapi ia yakin sedang menyeru Yang Maha Mendengar.
Pendoa pertama berdoa lagi minta diberi selimut agar tidak kedinginan. Dalam waktu sekejap ia mendapat selimut tebal.
Pendoa kedua tetap berdoa dengan khusyuk walau ia belum dapat apa-apa.
Pendoa pertama berdoa lagi agar diberi pasangan hidup karena ia merasa kesepian. Keesokan harinya seorang wanita cantik mendatangi dirinya.
Pendoa kedua terus berdoa dengan khusyuk walau ia belum mendapat apa-apa.
Pendoa pertama akhirnya bosan hidup di pulau terpencil lalu berdoa lagi agar diberi perahu untuk meninggalkan pulau. Dalam waktu sekejap sebuah perahu tersedia di bibir pantai. Iapun bergegas menuju perahu bersama istrinya.
Temannya yang satu, pendoa kedua, ia tinggalkan sendirian.
Belum jauh meninggalkan pantai, tiba-tiba dari langit terdengar suara, hai fulan engkau sungguh keterlaluan, tidak tahu balas budi, tidak punya belas kasihan, mengapa temanmu engkau tinggalkan.
Sang pendoa pertama dengan bangga berkata, bukankah yang aku peroleh sekarang ini berkat doaku? Bukankah itu pertanda Tuhan lebih mengasihiku? Lihatlah dia, Tuhan saja tidak peduli padanya, doanya tak satupun dikabulkan.
Hai Fulan engkau salah besar. Doa temanmu itulah yang dikabulkan Tuhan. Sejak awal begitu ia melihatmu berdoa, maka tidak ada lain dari doanya kecuali ia berkata Tuhan, kabulkanlah setiap doa temanku itu. Maka Tuhan pun mengabulkan doanya.
-------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Shuhufi Abdullah. Dengan sedikit modifikasi.
Satu orang segera menadahkan tangan berdoa dengan suara keras minta diberi makanan.
Tak lama kemudian makanan terhidang di depannya secara ajaib.
Yang satunya lagi segera menyusul menadahkan tangan berdoa dengan lirih sehingga suaranya tak terdengar. Tapi ia yakin sedang menyeru Yang Maha Mendengar.
Pendoa pertama berdoa lagi minta diberi selimut agar tidak kedinginan. Dalam waktu sekejap ia mendapat selimut tebal.
Pendoa kedua tetap berdoa dengan khusyuk walau ia belum dapat apa-apa.
Pendoa pertama berdoa lagi agar diberi pasangan hidup karena ia merasa kesepian. Keesokan harinya seorang wanita cantik mendatangi dirinya.
Pendoa kedua terus berdoa dengan khusyuk walau ia belum mendapat apa-apa.
Pendoa pertama akhirnya bosan hidup di pulau terpencil lalu berdoa lagi agar diberi perahu untuk meninggalkan pulau. Dalam waktu sekejap sebuah perahu tersedia di bibir pantai. Iapun bergegas menuju perahu bersama istrinya.
Temannya yang satu, pendoa kedua, ia tinggalkan sendirian.
Belum jauh meninggalkan pantai, tiba-tiba dari langit terdengar suara, hai fulan engkau sungguh keterlaluan, tidak tahu balas budi, tidak punya belas kasihan, mengapa temanmu engkau tinggalkan.
Sang pendoa pertama dengan bangga berkata, bukankah yang aku peroleh sekarang ini berkat doaku? Bukankah itu pertanda Tuhan lebih mengasihiku? Lihatlah dia, Tuhan saja tidak peduli padanya, doanya tak satupun dikabulkan.
Hai Fulan engkau salah besar. Doa temanmu itulah yang dikabulkan Tuhan. Sejak awal begitu ia melihatmu berdoa, maka tidak ada lain dari doanya kecuali ia berkata Tuhan, kabulkanlah setiap doa temanku itu. Maka Tuhan pun mengabulkan doanya.
-------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Shuhufi Abdullah. Dengan sedikit modifikasi.
http://www.facebook.com/note.php?note_id=314834812924